Masalah
Sampah Jangan Sebatas Diskusi Doank!!
Diskusi dengan tema “ Sosialisasi
Kebijakan Pengelolaan Sampah,” yang diselenggarakan Dinas Pertamanan dan
Kebersihan Pemerintah Kota Makassar di Hotel Losari Metro, Rabu hingga Kamis,
(4-5/7). Diskusi ini diharapakan masyarakat agar tidak hanya menambah berkas
catatan yang menumpuk.
Tujuan
disikusi ini begitu sangat ideal, dengan cita-cita yang ingin dicapai adalah
bagaimana pengeloaan sampah bernilai positif untuk warga baik dari segi
kesehatan ataupun ekonomis. Dalam disikusi ini, ide cemerlang pengelolaan
sampah muncul dari Ketua Yayasan Peduli Negri, Saharuddin Ridwan kala
menyajikan materi hari itu, bahwa di setiap kecamatan agar membentuk sebuah tim
yang akan membantu dinas kebersihan dalam menanggulangi masalah sampah.
Melahirkan
konsep baru dalam setiap diskusi itu sudah biasa, namun kebuntuanlah yang kerap
kali terjadi ketika cara untuk merealisasikannya banyak menuai kendala di
lapangan. Pun bagaimana caranya agar diskusi itu tidak hanya berlalu begitu
saja dan konsepnya hanya akan menambah koleksi berkas catatan yang kian hari
kian menumpuk di kantor-kantor birokrasi pemerintahan, mengingat masyarakat semakin harinya semakin
resah akan berbagai masalah yang terjadi disebabkan sampah yang tak dikelolah
dengan baik.
Misalnya
saja, sejak tahun 2008 Pemkot Makassar telah bekerjasama dengan Unilever
membuat program yang dijuluki dengan program Green dan Clean. Namun sayangnya
setiap kali musim penghujan datang setiap itu pula beberapa jalan di Makassar
terendam banjir. Banjir ini disebabkan karena drinase yang berfungsi sebagai
saluaran air hujan telah dipenuhi tumpukan sampah.
Kondisi
ini terlihat di Jalan Perintis Kemerdekaan tepatnya di depan Kampus STIMIK
Dipanegara. Akibat jalan yang selalu
digenangi air hujan ketahanan aspalnya pun semakin cepat rusak hingga menyebab
beberapa lubang di tengah jalan. Kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan
terlalu lama dan terus menerus, lubang ditengah jalan yang kian melebar tiap
harinya, ditakutkan akan menyebabkan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
Selain
itu pula kegagalan pemerintah kota Makassar maraih adipura pada tahun ini
membuktikan bahwa banyak konsep ataupun format pengeloaan sampah yang selama
ini lahir dari forum-forum ilmiah, baik dalam bentuk diskusi workshop ataupun
seminar ternyata kurang mampu terimplementasikan dengan baik.
Pemerintah
kota Makassar dalam hal ini Dinas Pertamanan dan Kebersihan harusnya lebih
gencar melakukan survey di titik mana saja sering terjadi tumpukan sampah,
serta melakukan sosialisasi penanganan sampah idealnya. Dengan demikian masalah
sampah tidak hanya dibebankan pada petugas kebersihan semata tapi semua pihak
telibat dan peduli dengan kebersihan kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar