Sabtu, 21 Juli 2012


Masalah Sampah Jangan Sebatas Diskusi Doank!!

Diskusi dengan tema “ Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Sampah,” yang diselenggarakan Dinas Pertamanan dan Kebersihan Pemerintah Kota Makassar di Hotel Losari Metro, Rabu hingga Kamis, (4-5/7). Diskusi ini diharapakan masyarakat agar tidak hanya menambah berkas catatan yang menumpuk.

Tujuan disikusi ini begitu sangat ideal, dengan cita-cita yang ingin dicapai adalah bagaimana pengeloaan sampah bernilai positif untuk warga baik dari segi kesehatan ataupun ekonomis. Dalam disikusi ini, ide cemerlang pengelolaan sampah muncul dari Ketua Yayasan Peduli Negri, Saharuddin Ridwan kala menyajikan materi hari itu, bahwa di setiap kecamatan agar membentuk sebuah tim yang akan membantu dinas kebersihan dalam menanggulangi masalah sampah.
Melahirkan konsep baru dalam setiap diskusi itu sudah biasa, namun kebuntuanlah yang kerap kali terjadi ketika cara untuk merealisasikannya banyak menuai kendala di lapangan. Pun bagaimana caranya agar diskusi itu tidak hanya berlalu begitu saja dan konsepnya hanya akan menambah koleksi berkas catatan yang kian hari kian menumpuk di kantor-kantor birokrasi pemerintahan,  mengingat masyarakat semakin harinya semakin resah akan berbagai masalah yang terjadi disebabkan sampah yang tak dikelolah dengan baik.
Misalnya saja, sejak tahun 2008 Pemkot Makassar telah bekerjasama dengan Unilever membuat program yang dijuluki dengan program Green dan Clean. Namun sayangnya setiap kali musim penghujan datang setiap itu pula beberapa jalan di Makassar terendam banjir. Banjir ini disebabkan karena drinase yang berfungsi sebagai saluaran air hujan telah dipenuhi tumpukan sampah.
Kondisi ini terlihat di Jalan Perintis Kemerdekaan tepatnya di depan Kampus STIMIK Dipanegara.  Akibat jalan yang selalu digenangi air hujan ketahanan aspalnya pun semakin cepat rusak hingga menyebab beberapa lubang di tengah jalan. Kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama dan terus menerus, lubang ditengah jalan yang kian melebar tiap harinya, ditakutkan akan menyebabkan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
Selain itu pula kegagalan pemerintah kota Makassar maraih adipura pada tahun ini membuktikan bahwa banyak konsep ataupun format pengeloaan sampah yang selama ini lahir dari forum-forum ilmiah, baik dalam bentuk diskusi workshop ataupun seminar ternyata kurang mampu terimplementasikan dengan baik.
Pemerintah kota Makassar dalam hal ini Dinas Pertamanan dan Kebersihan harusnya lebih gencar melakukan survey di titik mana saja sering terjadi tumpukan sampah, serta melakukan sosialisasi penanganan sampah idealnya. Dengan demikian masalah sampah tidak hanya dibebankan pada petugas kebersihan semata tapi semua pihak telibat dan peduli dengan kebersihan kota.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar